Implementasi Alat Deteksi Telur Fertil Berbasis Teknologi untuk Meningkatkan Produktivitas Peternakan Ayam Lokal Bali

Peternakan ayam lokal Bali di Sading, Badung, menghadapi tantangan produktivitas akibat metode manual (candling) untuk identifikasi telur fertil yang tidak efisien, kurang akurat, dan menciptakan risiko operasional karena ketergantungan pada keahlian satu orang. Kegiatan pengabdian masyarakat ini bertujuan untuk mengimplementasikan alat deteksi telur berbasis teknologi guna meningkatkan akurasi, efisiensi, dan keberlanjutan proses produksi. Metode pelaksanaan yang berlangsung pada Mei-Juni 2025 meliputi sosialisasi, pelatihan, implementasi, dan evaluasi menggunakan pendekatan kuantitatif (perbandingan kinerja) dan kualitatif (kuesioner). Hasil evaluasi menunjukkan alat mencapai tingkat akurasi 96%, sedikit lebih unggul dari metode manual ahli (95%), dan mampu mengurangi estimasi kesalahan sebesar 20%. Meskipun kecepatan identifikasi alat (130 telur/jam) sedikit lebih rendah dari manual (150 telur/jam), nilai utamanya adalah kemampuan setiap pekerja untuk mencapai akurasi yang konsisten. Secara kualitatif, teknologi ini mendapat penerimaan yang sangat positif dari mitra, dengan skor tinggi pada kemudahan penggunaan (4.8/5), manfaat pada fleksibilitas alur kerja (5/5), dan peningkatan kepercayaan diri pekerja (4.9/5). Implementasi teknologi ini berhasil mentransfer keahlian spesifik, membangun sistem operasional yang lebih tangguh dengan menghilangkan ketergantungan, serta meningkatkan efisiensi dan pemberdayaan sumber daya manusia yang berpotensi meningkatkan produktivitas peternakan secara signifikan.