Pemberdayaan Masyarakat Terunyan dalam Mitigasi Tanah Longsor dan Pertanian Hortikultura Berbasis IoT

Authors

I Gede Adnyana, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia; Ni Ketut Utami Nilawati, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia; I Dewa Gede Aristana, Institut Bisnis dan Teknologi Indonesia; Ida Bagus Putu Mardana, Universitas Pendidikan Ganesha; Gede Widayana, Universitas Pendidikan Ganesha; Nia Herlina, Universitas Pendidikan Ganesha

Keywords:

Terunyan, Tanah Longsor, Hortikultura, IoT, Geopark

Synopsis

Desa Terunyan, salah satu desa Bali Aga di kawasan Geowisata Gunung Batur, Kintamani, memiliki luas 12 km² dengan kondisi topografi curam dan berbukit. Desa ini terdiri dari enam dusun dan dihuni oleh sekitar 3.394 jiwa (905 KK), di mana sebagian besar penduduknya bekerja sebagai petani hortikultura dan pembudidaya ikan mujair di sekitar Danau Batur. Sementara itu, warga yang tinggal di daerah bukit menghadapi kesulitan air, kemiskinan ekstrem, dan tergolong sebagai kantong gepeng di Bali. Bukit Terunyan sangat rawan longsor karena tanah gembur dan batuan vulkanik mudah tererosi, menyebabkan kerusakan infrastruktur dan menghambat aktivitas ekonomi. Dusun Banjar Bunut dan Banjar Madia dengan 346 KK sangat terdampak kekeringan dan keterbatasan irigasi. Melalui program Kosabangsa, dua kelompok masyarakat dijadikan mitra: Kelompok Tani “Taru Menyan” di bidang pertanian, dan Sekaha Teruna Teruni “Yowana Kerti” dalam mitigasi bencana. Pendekatan yang digunakan adalah PALS (Participatory Action Learning System) dengan tahapan sosialisasi, pelatihan, penerapan teknologi, pendampingan dan evaluasi, serta penguatan kelembagaan. Program ini menargetkan pengembangan kawasan Geopark Terunyan berbasis mitigasi bencana tanah longsor dan budidaya hortikultura dengan dukungan teknologi IoT.

Chapters

  • Pemberdayaan Masyarakat

Downloads

Published

July 19, 2025